Senin, 21 Juli 2008

Rocky Road


Gambar di atas adalah contoh kekejaman jalanan di Cibinong, setidaknya jalan dari rumah sampai kantor tempatku bekerja. Sudah ada 3 korban kekejaman jalanan itu.
Pertama adalah si 'Joned', sepatu kets ijo merk Nevada ini sudah lama brocel-brocel alias terkelupas kulit luarnya akibat batu-batu yang tajam dari jalanan yang tidak rata itu. Keseringan terkena air hujan juga menyebabkan alas sepatu sudah tidak menyatu lagi dengan badan sepatu. Entah sudah berapa kali si Joned ini ditambal sulam dengan lem, namun nasibnya tetap tak berubah....
harus segera dipensiunkan. Tapi bagaimana mungkin? Setiap hari Jumat dia harus kupakai untuk olah raga... Malang betul nasibmu, Jon!
Korban kedua adalah si 'Teta', sepatu pantofel [ato pantovel?] warna item merek Bata ini sudah terongok tak berdaya sejak 3 bulan yang lalu dengan rute perjalanan panjang terakhir: Bandung - Cibinong. Saat hendak berangkat dari Cibinong menuju ke Bandung, Teta sudah ada tanda tanda hampir pensiun. Kulit sepatu mulai terkelupas dan sudah beberapa kali mengalami tambal sulam dengan lem kayu pada alas sepatunya. Pada saat perjalanan ke Bandung, hujan menghajarnya dengan ganas. Setelah pulang dari bandung dan aku pakai ke kantor, sore hari saat perjalanan pulang, alas sepatunya lepas semua.... oh, tidaaaaakkkkk. Akhirnya Teta aku pensiunkan setelah menemaniku sejak Desember 2007 yang lalu. Yah, perjalanan yang terlalu melelahkan bagi Teta saat menemaniku menaklukkan LIPI - Cibinong. Teta saat ini sudah digantikan oleh 'Iris' (sepatu Item merek Triset), semoga Iris bisa tangguh menghadapi jalanan Cibinong nan kejam ini.
Korban [kuharap] yang terakhir adalah 'Sanni', sandal manik-manik, yang kubeli lima bulan yang lalu. Lebih muda dari pada Teta. Sanni pensiun Jumat, 18 Juli 2008 kemarin. Saat perjalanan pulang dari kantor menuju kost. Disaksikan oleh Mbak Anky dan Mbak Dwi, Sanni dengan tenang memutuskan pensiun dengan putusnya tali sandal itu di separuh jalan menuju kost. Akhirnya aku harus merasakan tajamnya batu jalanan Cibinong Science Center seperti yang dirasakan oleh sepatu dan sandal milikku. Saaakiiiiitttttt.... untung tak berapa lama, Kiki menghampiri dengan motornya, dan aku boleh bonceng dia sampai kost.
Oh, kejamnya dikau jalanan Cibinong!!!